Penggunaan Incremental Encoder untuk Posisi Motor Analog
- Merangkai aplikasi incremental encoder untuk mengatur posisi motor pada sudut tertentu dengan output analog dengan IC 555
A. IC 555
B. Capacitor
C. Motor
D. Resistor
E. Potentiometer
A. IC NE555
| IC 555 atau biasa disebut pewaktu 555 merupakan sebuah sirkuit atau rangkaian terpadu yang digunakan untuk menghasilkan pewaktuan, gelombang kotak atau multivibrator (sinyal penggetar). IC ini didesain oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan baru diperkenalkan setelah setahun kemudian yakni 1971 oleh Signetics.
Susunan Dan Fungsi Pin :
1)
|
GND
|
: Ground (0V)
|
2)
|
TR
|
: Trigger, pulsa negatif pendek pada pin ini yang akan memberikan perintah awal IC bekerja
|
3)
|
Q
|
: Output, keluaran yang akan dihubungkan pada beban, bernilai positif
|
4)
|
R
|
: Reset, interval pewaktuan dapat disela dengan memberikan pulsa reset 0V
|
5)
|
CV
|
: Control Voltage memungkinkan untuk mengakses pembagi tegangan internal (2/3 VCC)
|
6)
|
THR
|
: THReshold menentukan lama pewaktuan
|
7)
|
DIS
|
: DIScharge disambungkan ke kondensator, dan waktu pembuangan muatan kondensator menentukan interval pewaktuan.
|
8)
|
V+
|
: Tegangan input positif yang harus di antara 3 dan 15 V
|
Kapasitor (C = Capacitor) atau juga disebut Kondensator (Condensator) merupakan Komponen Elektronika Pasif yang bisa menyimpan muatan listrik dalam waktu yang sementara dengan satuan kapasitansinya yakni Farad
C. Motor
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo),Sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dan poros output motor
D. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistoryang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω
E. Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
- Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
- Element Resistif
- Terminal
Berikut adalah gambar pengaruh lebar pulsa terhadap sudut
Grafik Respon
Arus yang masuk ke potensiometer diteruskan ke IC NE 555 dimana pada NE555 ketika Q menjadi Low, transistor mengalami cut-off sehingga kapasitor melakukan pengisian muatan melalui resistor.Nilai tetap resistor R membuat waktu pengisian kapasitor menjadi konstan.Tegangan kapasitor yang terus naik menjadi tegangan Threshold (pin 6). Ketika tegangan Threshold mencapai VUC atau 2/3 Vcc menyebabkan komparator UC menjadi high yang memicu konsidi flip-flop menjadi set. Output flip-flop Q yang high membuat transistor aktif dan saturasi, sehingga arus yang mengalir pada resistor R1 dialirkan ke ground melalui pin 7, DISCHARGE.Pada tahap ini kapasitor C1 mengalami discharge dengan mengalirkan muatannya melalui R2 menuju ground. Seiring kejadian discharge kapasitor membuat tegangan THRESHOLD terus merosot hingga kurang dari 1/3 Vcc. Kondisi ini membuat output komparator LC menjadi high dan menyulut flip-flop menjadi reset, Q menjadi low.keadaan diatas terus berlangsung sehingga output 555 timer berosilasi membentuk sinyal persegi.Sinyal yang berosilasi tersebut bisa dirubah rubah lebar pulsanya dengan mengubah nilai potensiometer
Data Sheet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar